#MuhammadAkbarSultanSiregar
Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Saya akan memberikan sinopsis Buku Legenda Pangeran Sambernyowo. Buku tersebut di tulis oleh Agus Haryo Sudarmojo, diterbit PT Kompas Media Nusantara pada bulan Desember tahun 2011. Berikut sinopsis nya
Pangeran Sambernyowo |
Kepahlawanan dan Inspirasi Pangeran Sambernyowo
Raden
Mas Said dilahirkan di Keraton Kartasura pada 17 April 1725. Ayahnya
bernama Kangjeng Pangeran Arya Mangkoenagoro dan ibunya Raden Ayu Wulan,
puteri dari pangeran Balitar. Ayahnya dikenal sebagai pangeran yang
cerdik berkat pengetahuannya yang mendalam tentang sastra dan tradisi
Jawa. Itulah sebabnya ia dianggap pantas menggantikan tahta ayahnya
yaitu Amangkurat IV. Namun suasana politik keraton Kartasura tidak
terlalu nyaman bagi sang pangeran. Sejak adiknya naik tahta dengan gelar
Pakubuwana II, ia malahan dianggap duri dalam daging bagi klik kerajaan
yaitui bunda raja, Gusti Kangjeng Ratu Ageng dan Patih Danureja. Ia pun
difitnah dan akhirnya dibuang ke Ceylon sampai ke Kaapstad.
Sejak
pembuangan ayahnya itu, Raden Mas Said dan adiknya Raden Mas Ambia dan
Raden Mas Sabar hidup menyedihkan. Mereka sebelumnya juga telah
ditinggal ibunya. Ketiga anak itu hidup dalam suasana kemelaratan dan
tersisih dari kehidupan istana. Tidak ada lagi pada mereka terpancar
gambaran sebagai putera calon raja. Namun pada sisi lain melalui
kehidupan yang penuh penderitaan ini ia sangat akrab dengan rakyat
kecil. Teman dekat mereka yang selalu menemani adalah Raden Sutawijaya
dan Raden Suradiwangsa.
Menjelang
usia 14 tahun oleh Pakubuwana II, Raden Mas Said diangkat menjadi
seorang Manteri Gandek dengan gelar Raden Mas Ngabehi Suryakusuma dengan
mendapat tanah lungguh( jabatan) seluas 50 karya. Ketika terjadi
pelarian orang-orang Cinadari Batavia meluas ke Kartasura pada 1740
sempat timbul perlawanan rakyat kepada penguasa VOC di Kartasura. Atas
huru-hara ini Raden Mas Said bersimpati pada perlawanan rakyat. Pasukan
pemberontakan yang dipimpin oleh Mas Garendi berhasil menduduki keraton.
Kondisi
keraton yang kurang aman dan kekhawatiran akan keselamatan
adik-adiknya, Raden Mas Said memutuskan untuk meninggalkan istana
diikuti oleh teman-temannya seperti Sutawijaya dan Suradiwangsa. Atas
saran Suradiwangsa Raden Mas Said dianjurkan untuk pergi ke Nglaroh,
daerah tempat Suradiwangsa pada 1741. Selama di Nglaroh Raden Mas Said
bersama adik-adiknya dan pengikutnya melakukan latihan perang sebagai
persiapan melawan Belanda. Di Nglarohlah kharisma Raden Mas Said mulai
bersinar. Ia tumbuh menjadi pemimpin perjuangan melawan Belanda. Sebagai
pemimpin perjuangan ia mengangkat Raden Sutawijaya sebagai panglima
perang dan diberi gelar Raden Ngabehi Rangga Panambang. Sementara
Suradiwangsa diangkat sebagai patih dan diberi gelar Kyai Kudanawarsa.
Sejak
1741 Raden Mas Said mengobarkan perlawanan terhadap Belanda selama 16
tahun. Periode perang pertama (1741-1742) bergabung dengan Sunan Kuning
di Randu Lawang. Periode kedua selama sembilan tahun (1743-1752) bersama
dengan Pangeran Mangkubumi. Periode ketiga selama lima tahun
(1752-1757) Raden Mas Said berjuang sendiri melawan VOC, Sultan Hamengku
Buwana I danPakubuwana III. Selama perjuangannya yang sangat panjang,
berpindah-pindah medan pertempuran, dan melelahkan itu Raden Mas Said
selalu didampingi oleh neneknya Raden Ajeng Sumanarsa, kedua isterinya
(Kangjeng Ratu Bendara dan Mas Ayu Matah Ati), putera-puteranya serta
pengikut setianya. Mereka semua terlatih duduk di atas punggung kuda,
naik-turun pegunungan dan lembah, serta pandai dalam bertahan hidup.
Kesatuan mereka yang selalu berhasil dijaga karena semangat TIJI-TIBEH.
Keteguhan Raden Mas Said dalam berjuang akhirnya berhasil memaksakan
perjanjian politik dengan Pakubuwana III di Salatiga yang mendasari
berdirinya pemerintahan Mangkunegaran.Ok, demikian dari saya, saya ucapkan terima kasih.
Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.